Desa Pakraman, Serangan, Bali |
Anda dapat mengajak putra-putri berwisata edukasi, dengan menyimak budidaya rumput laut yang dikembangkan warga sekitar. Dengan perahu, rumput-rumput laut yang mengapung dan diberi penanda khusus semisal bekas botol-botol air mineral dipanen.
Beberapa ibu tampak memilah-milah rumput laut menurut peruntukan. Seperti bahan untuk sayur (salah satu yang terkenal adalah bolung; semacam rujak rumput laut dengan kuah ikan dan dihidangkan bersama ketupat yang dalam bahasa setempat disebut tipat, hidangan ini dapat diperoleh di Pantai Sanur), untuk bahan produk kecantikan dan bahan agar-agar. Dua disebut terakhir adalah komoditi ekspor.
Salah satu pemetik rumput laut menjelaskan, warna asli rumput laut yang dibudidayakan berwarna kehitaman. Setelah direndam dalam kapur sirih menjadi hijau cerah. Sementara bila langsung dijemur, akan berwarna putih.
Tidak jauh dari pedesaan ini, terdapat Balai Konservasi Penyu. Di sini, terdapat lokasi penetasan telur penyu, kolam-kolam tukik atau anakan penyu dan kolam bagi penyu dewasa. Setelah berusia 25 tahun mereka akan dikeluarkan dari kolam dan diletakkan di pantai agar dapat bertelur.
Balai ini hadir sebagai langkah pelestarian lingkungan sekitar. Di sinilah ditampung telur-telur penyu sisik dan penyu hijau hasil temuan nelayan saat mereka melaut atau menjumpainya di kawasan pesisir. Saat ini, penyu tertua di kolam berusia 15 tahun.
Usai mengunjungi tempat-tempat itu, Anda dapat berkunjung ke Pura Dalem Sakenan dengan mengenakan kain, lalu bersantap nikmat di bawah langit terbuka, dengan mengunjungi salah satu kedai hidangan laut di sini. Mayoritas menawarkan kuliner ikan bakar serta sup kepiting. Peminat diminta memilih bahan-bahan segar sesuai selera, lantas ditimbang dan dihargai per kilogram lantas dimasak oleh sang penjual.
Setelah matang dihidangkan bersama sambal pedas tumis serta sambal matah. Sup kepiting atau rajungan juga hadir menggugah selera, dengan kuah bening kekuningan yang berasal dari kunyit.
Meski Pulau Serangan potensial menjadi destinasi wisata, seorang pemangku dari Pura Dalem Sakenan mewanti-wanti bahwa kawasan ini perlu dijaga secara arif. Apalagi dengan selesainya proyek jembatan. “Lokasi mesti dirawat teliti dan dikembangkan secara benar, selaras dengan kehidupan warga setempat,” ujarnya. Setuju. (RR Ukirsari Manggalani)
Bersumber dari : travel.kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar